Perhitungan Pencatatan Persedianer Dengan Metode Rata-Rata Metode Rata-Rata (Verschieben von Abweichungen). Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan Anzahl der Beiträge persediaan barang, baik karena pembelian maupun karena adanya penjualan Yang dilakukan oleh Perusahaan, sisa persediaan barang Yang masih ada Segera diambil nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata barang yang masih ada diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan barang yang masih ada dengan jumlah satan barang yang bersangkutan. Dengan demikian, harga pokok barang yang dijual, dinilai berdasarkan harga rata-rata barang itu. 1. Persediaan Awal. 100 Satuan Rp 9, - 2. Pembelian. 100 Satuan Rp12, - 3. Pembelian. 100 Satuan Rp11,25 4. Penjualandipakai. 100 satuan 5. Penjualandipakai. 100 satuan Penghitungan harga pokok penjualan und nilai persediaan dengan menggunakan cara Rata-Rata Misalnya sebagai Berikut: Harga barang-barang mengalami perubahan harga dari waktu ke waktu. Kecenderungan umum adalah harga naik karena adanya inflasi. Tetapi pada beberapa jenis barang seperti handgerät dan laptop justru mengalami penurunan harga dikarenakan perkembangan teknologi atau pun keluarnya vorbildliches modell baru. Dari sudut pandang akuntansi, perubahan, harga, ini, akan, berpengaruh, terhadap, nilai, persediaan, barang, dagang, yang, tercantum, Neraca, dan, harga, pokok, barang, terjual (HPP) von Laporan Laba Rugi. Idealnya, nilai persediaan dan harga pokok barang terjual diidentifikasi satu-satu sehingga diperoleh hasil yang akurat. Tetapi kelemahan dari cara perhitungan idealen ini adalah perlunya waktu dan unsaha yang banyak, apalagi bila Einzelteil barangnya berjumlah ribuan dan nilai pro Einzelteil barangnya kecil. Bisa-bisa Yang Terjadi Adalah Biaya Pencatatan Lebih Besar Dari Margin Penjualan Produknya (Padahal Seharusnya: Nutzen über Kosten). Sehingga disimpulkan metode identifikasi satu-satu cenderung tidak efisien untuk dilakukan kecuali didukung dengan sistem teknologi informasi yang mumpuni. Metode identifikasi satu-satu hanya cocok untuk barang-barang yang nilainya besar dan jumlahnya sedikit. Contohnya: rumah, mobil, Pesawat. Dalam prakteknya, metode penilaian yang umum digunakan ada 3, yaitu FIFO, LIFO und rata-rata. Perusahaan boleh memilih salah satunya, asal diterapkan secarischen konsistente Dari tahun ke tahun. Pada akhirnya ketika semao barang sudah habis terjual, ketiga metode tersebut akan menghasilkan nilai biaya pokok penjualan (HPP) yang sama. 1. First In First Out (FIFO) Masuk pertama keluar pertama Metode FIFO atau Masuk Pertama keluar Pertama mendasarkan Pada asumsi bahwa barang Yang terjual Lebih dulu adalah barang Yang dibeli Lebih awal. Ketika kecenderungan harga adalah naik seiring berjalannya waktu, maka metode FIFO menghasilkan nilai persediaan Yang lebih besar dan nilai PSP yang lebih kecil. Dan sebaliknya. 2. Last In First Out (LIFO) Masuk terakhir keluar pertama Metode LIFO atau Masuk Pertama keluar terakhir adalah kebalikan Dari metode FIFO yaitu bahwa barang Yang terjual Lebih dulu adalah barang Yang terakhir Masuk dalam persediaan barang Dagang. Ketika kecenderungan harga adalah naik seiring berjalannya waktu, maka metode LIFO menghasilkan nilai persediaan Yang lebih kecil dan nilai HPP Yang lebih besar dan sebaliknya. Es gibt keine. LIFO lebih konservatif daripada FIFO. 3. Gleitender Durchschnitt rata-rata bergerak Metode gleitender Durchschnitt atau rata-rata bergerak adalah metode tengah-tengah antara FIFO dan LIFO. Harga pokok pro Einheit barang dihitung dengan rumus: (nilai persediaan awal nilai pembelian) (jumlah persediaan awal jumlah pembelian). Harga pokok pro Einheit ini akan berubah setiap kali terjadi pembelian dengan harga yang berbeda. Nilai HPP Dari Barang Yang Terjual Dihitung Sebesar Jumlah Einheit Terjual Dikalikan Harga Pokok Rata-Rata Pada Saat Terjadi Penjualan. Nilai persedianischen sebesar jumlah persediaan akhir dikalikan harga pokok rata-rata yang terakhir. Gambaran lebih jelasnya bisa dilihat dalam contob dibawah ini: 1 Januar 2013 - Saldo awal persediaan 100 Einheit dengan harga Rp.50.000, - pro Einheit. 3 Januar 2013 - Penjualan 75 Einheit. 5 Januar 2013 - Pembelian 50 Einheit, Harga Rp.55.000, - 14 Januar 2013 - Penjualan 30 Einheit 21. Januar 2013 - Pembelian 75 Einheit, Harga Rp.59.000, - 23 Januar 2013 - Pembelian 25 Einheit, Harga Rp.63.000, - 25 januari 2013 - Penjualan 50 Einheit 29 januari 2013 - Penjualan 15 Einheit Berdasarkan contoh transaksi Selama bulan januari 2013 tersebut, terlihat di bawah ini bahwa metode Bewertungen die persediaan yang berbeda Akan menghasilkan nilai persediaan dan HPP yang berbeda. TAWARAN KAMI Jasa Yang bermanfaat untuk Bisnis Anda, meliputi: LES PRIVAT ACCOUNTING Untuk ENTREPRENEUR Kami SIAP datang untuk membantu Anda belajar pembukuan (AccountingFinancial Reporting) Secara privat. Dengan memahami Laporan Keuangan maka Anda akan tahu kondisi bisnis Mitglied seit: Jan. 2008 Nicht vergeben Anda dan memiliki Kontrol lebih terhadap perkembangan bisnis Anda. JASA LAPORAN KEUANGAN Kami Bantu Anda menyusun Laporan Keuangan standar (Laba Rugi, Neraca, Arus Kas) maupun laporan khusus sesuai kebutuhan. Serahkan urusan pembukuan ke kami dan Anda bisa lebih fokus mengembangkan bisnis. Hubungi: Santosa (HPWA: 0812 8242 3547 atau ariphsangmail) Mengenai Saya Daftar Artikel Konsultan Pembukuan amp Sistem Pelaporan Anschrift: Keuangan A. Santosa SE Ak. Telp. 0877 8135 3275 Pin BB: 298D9C2E E-Mail: ariphsangmail amp ariphsanyahooAKUNTANSI PERSEDIAAN Persediaan (Inventory), merupakan aktiva Perusahaan Yang menempati posisi Yang cukup Penting dalam Suatu Perusahaan, baik itu Perusahaan Dagang maupun Perusahaan Industri (manufaktur), apalagi Perusahaan Yang bergerak dibidang Konstruksi, hampir 50 dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan. Persedianischen adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normales, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, Perusahaan Dagang hanya memiliki persediaan barang Dagang Sedang Perusahaan Industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (SIAP untuk dijual). Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan RugiLaba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persedianischen akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan RugiLaba maupun neraca. Dalam perhitungan RugiLaba nilai persediaan (nicht im Abspann) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP PERSEDIAAN AWAL PEMBELISCH BERSIH PERSEDIAAN AKHIR a. Inventar Perusahaan Dagang Persediaan merupakan barang-barang Yang dibeli oleh Perusahaan dengan tujuan untuk dijual Kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas barang, atau dapat dikatakan tidak ada proses produksi Sejak barang dibeli sampai dijual Kembali oleh Perusahaan. B. Inventar Perusahaan Industrie Pengertian persediaan untuk Perusahaan Industri adalah barang-barang atau bahan Yang dibeli oleh Perusahaan dengan tujuan untuk diproses Lebih Lanjut Menjadi barang jadi atau Setengah jadi atau mungkin Menjadi bahan baku bagi Perusahaan gelegen, hal ini tergantung Dari jenis dan proses Usaha utama Perusahaan. Misalnya. Perusahaan Industri permintaan kapas, bahan bakunya adalah kapas Dari Petani atau Perkebunan, diolah Menjadi benang, benang merupakan barang jadi baginya. Sedangkan perusahaan industri kain bahan bakunya adalah benang yang diolah menjadi kain sebagai barang jadi, dän perusahaan industri pakaian jadi membutuhkan bahan baku kain dan seterusnya. Dengan gambaran diatas maka persediaan untuk Perusahaan-Perusahaan manufaktur Pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaan yaitu: Bahan baku (direkte Material) Barang dalam proses (Work in proses) Barang jadi (Fertige Erzeugnisse) B. Jenis-jenis persediaan Barang persediaan MILIK Perusahaan yang akan Diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan, baku, dipengaruhi, oleh, perkiraan, produksi, sifat, musiman, produksi, dapat, diandalkannya, pihak, Pemasok, serta, tingkat, efisiensi, penjadualan, pembelian, dan, kegiatan, produksi. B. Barang dalam proses Adalah barang Yang masih memerlukan proses produksi untuk Menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu Waktu Yang dibutuhkan Sejak saat bahan baku Masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perivaran persediaan bisa ditingkatkan dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikanischen proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan membeli bahan-bahan dan bukan Membranschnecke sendiri. Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk endgültig sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk resiko Yang kecil (marginal Risiko). Tetapi tidak Peduli apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang Dagang, manajer keuangan Harus tetap membiayainya. Sebenarnya Perusahaan Lebih Suka Menjualnya (Dan Tercatat Sebagai Piutang Dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba Potenz Dapat menutup tambahan resiko penagihan piutang. Dari uraian tersebut dapat kita artikan bahwa dalam proses akuntansi persediaan, persediaan memerlukan adanya Bewertungen die (Bewertung), karena persediaan merupakan bagian Dari Kosten yang akan dimatch dengan Einnahmen, dan Akan menghasilkan Einkommen dan penyajian laporan arus kas. Dengan Melihat sifat-sifat dasar persediaan dalam hubungannya dengan kegiatan Perusahaan dan tujuan serta konsep dasar akuntansi, maka persediaan merupakan Eingangswerte. Metode tersebut merupakan salah astu konsep penilaian terhadap Inventar yang akan menjadi dasar dalam penyajian di neraca. Penekanan pembahasan tujuan teori akuntansi terhadap Inventar, adalah menentukan alternative pedoman untuk mengevaluasi prosedür Yang dapat memberikan Bewertungen die (pengukuran) Yang Lebih baik dan memberikan Informasi Yang Lebih baik tentang arus kas Perusahaan dikemudian Hari. Beberapa dasar pengukuran Inventar Dari Segi Kadar interpretasi Dan revaluasi Bagi pengambil keputusan investasi. C. Tujuan penilaian Inventar Pertama adalah dalam upayanya untuk mematch Kosten terhadap Einnahmen yang berkaitan, sehingga dihasilkan Einkommen, Pros ini merupakan tujuan dasar akuntansi tradisional. Penekanan Pada perhitungan Nettogewinn Yang didasarkan kepada Umsatz Pada saat penjualan memerlukan adanya alokasi biaya ke peiode dimana Einnahmen dilaporkan yaitu Kosten der verkauften Waren. Sedangkan nilai Inventar yang belum terjual akan dibawa ke Periode berikutnya dalam laporan keuangan perusahaan. Jadi dalam proses pengukuran Einkommen sangat mirip dengan ciri-ciri Umum Pada Bewertungen die Prepaid-Kosten dan aktiva tetap atau disebut penangguhan Kosten, yaitu atas dasar Inputpreise, kemudian untuk menentukan nilai Kosten der verkauften Waren dapat juga dilakukan melalui perhitungan (rumus) Yang lazim digunakan dalam Persediaan. Namun demikian dalam keadaan tertentu persediaan dinilai berdasarkan Ausgangswerte (harga jual) untuk memperoleh penilaian Einkommen. Tujuan Kedua pengukuran Inventar Verschiedenes adalah untuk menyajikan nilai barang-barang Perusahaan didalam komponen neraca (laporan keuangan). Tujuan ketiga pengukuran Inventar adalah membantu Investor untuk memprediksi arus kas dikemudian hari, yaitu dipandang Dari Anzahl der Beiträge Inventar sebagai Ressourcen Yang Akan mendukung arus kas dan Anzahl der Beiträge Inventar Yang Akan dijual kemudian hari dan Akan mempengaruhi arus kas keluar. D. Penentuan kuantitas persediaan Untuk menentukan Anzahl der Beiträge barang Yang Masih dikuasai oleh Perusahaan Pada Suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara yaitu: Auf opname: perhitungan barang Pada awal dan akhir periode Yang dihitung, cara ini merupakan ketentuan Yang Harus dilakukan oleh manajemen untuk menentukan Anzahl der Beiträge persediaan Akhir, sebagai salah satu persyaratan memperoleh uneingeschränkte Meinung. Menggunakan metode pencatatan fortwährend. Menggunakan metode gabungan antara metode pencatatan unaufhörlich dengan stock opname. Menggunakan metode penilaian berdasarkan hubungan agregatif, yaitu Brutto Gewinnmethode dan realisierte Bestandsmethode. Penyajian laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu all inclusive Konzept des Einkommens (AICI) dan aktuelle Betriebskonzept des Einkommens (COCI). Dari kedua metode tersebut metode penyajian yang banyak mengandung kelemahan untuk penyajian persediaan adalah AICI, kelemahan-kelemahan tersebut dapat kita lihat sbb: Metode Lager opname atau periodische Methode: Persediaan Yang merupakan Kosten der verkauften Waren (CGS) maka perhitungan kuantitas persediaan Yang dilakukan dengan Lager opname komponen tergantung Dari kelengkapan datacatatan dan perhitungan barang. Dengan cara ini perhitungan persediaan yang dibebankan pada CGS ada kemungkinan übertreibung, karena hanya membandingkan dan menghitung jumlah barang yang dimiliki dikurangi dengan persediaan akhir. Sehingga kalau terjadi adanya barang yang hilang, rusak, menguap, turun kualitasnya dsb, maka hal ini bila tidak terungkap akan menyebabkan laporan laba rugi tidak atau kurang informativ. Karena adanya kerugian-kerugian Yang seharusnya diperlukan sebagai kerugian außerordentlichen Posten, kemudian dengan perhitungan Lager opname Secara berkala tidaklah cukup sebagai dasar pembuatan keputusan Yang bersifat manajerial Secara Cepat. B. Metode ewigen Dalam metode ewigen ini terdapat kelemahan Pada saat menentukan nilai dan Anzahl der Beiträge barang, karena dengan metode pencatatan Yang kontinyu ini berarti saldo persediaan setiap saat dapat diketahui, namun Perlu diperhatikan bahwa dengan hanya menghitung Anzahl der Beiträge barang bedasarkan Catatan Akan mengakibatkan nilai persediaan Überhöhung, karena adanya Persediaan yang rusak dsb. Oleh karena itu yang lebih tepat dalam menentukan jumlah Inventar adalah kalau menggunakan metode gabungan antara metode unaufhörlich dengan stock opname. C. Metode agregatif Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan Yang dialami metode unbefristete, kalau dalam hal pembahasannya adalah masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih tepat kalau penentuan jumlah und nilai persediaan dikombinasi dengan stock opname. E. Dasar penilaian persediaan Penilaian persediaan pada prinsipnya ada dua yaitu Eingabewerte als Ausgangswerte, sedangkan kedua konsep tersebut dapat digunakan sesuai dengan siapa pemakainya dan tujuannya. Kalau untuk pembuatan prediksi arus kas dikemudian hari Lebih relevan kalau digunakan Ausgangswerte, karena Akan mencerminkan nilai Perusahaan Pada saat itu. Sedangkan kalau kondisi nilai konversi tidak Pasti seperti kondisi di Indonesien tahun 1997 Lebih relevan kalau digunakan Eingangswerte, karena Akan memungkinkan interpretasi Yang Lebih baik sebagai prediksi arus kas dikemudian hari untuk memperoleh persediaan Kembali. ein. Die Ausgabewerte Seperti Yang Telah diuraikan diatas bahwa persediaan merupakan komponen Yang Timbul diberbagai tingkatan proses produksi, yang Pada umumnya memerlukan kegiatan bernilai ekonomis Yang cukup besar, maka dengan metode Eingangswerte Lebih tepat. Tetapi dalam keadaan penentuan entscheidendes Ereignis, yaitu menentukan Pada saat persediaan diserahkan kepada langganan (penentuan nilai jual), maka Lebih tepat kalau digunakan metode Ausgangswerte, karena memperhitungkan nilai aktuellen persediaan kalau dijual Pada saat itu. Untuk konsep Ausgangswerte ini ada 3 (tiga) konsep Yang dapat digunakan yaitu: Konsep Discounted Geldeingang: konsep ini menekankan Pada, bahwa persediaan dapat dinilai dengan mendiskontokan arus kas dikemudian hari, dengan syarat: Nilai atau Tingkat harga stabil dan ada kepastian Yang tinggi . Timing penerimaan kas yang diharapkan cukup Mitgliedschaft kepastian. Aktuelle Verkaufspreis: konsep ini menekankan nilai persediaan berdasarkan harga jual (pasar) sehingga diperlukan harga Yang fixiert, sehingga untuk konsep ini disyaratkan: Adanya Suatu pasar Yang terkendali dengan harga Yang stabil tetap. Tidak ada komponen biaya tambahan yang besar (materiell), misalnya biaya bunga atau diskonto dalam penerimaan hasil penjualan. Netto realisierbare Werte: dalam konsep ini perhitungan biaya yang timbul dari penjualan seperti diskon penjualan harus diperhitungkan dalam nilai penjualan bersih (Net Realizable Values). Maka konsep ini merupakan konsep aktuelle Ausgabewerte dikurangi dengan aktuelle Werte dari semua biaya tambahan, misalnya biaya penagihan, biaya penjualan. Sprouse dan Moonitz menyatakan: ..Inventory Yang SIAP jual dengan harga Yang Telah diketahui dan biaya-biaya penjualan relativ Yang kecil atau biayanya dapat diketahui Secara langsung, maka Inventar dinilai dengan Nettoveräusserungswerten, Mereka menyatakan bahwa konsep ini bukan merupakan penyimpangan prosedür Bewertungen die Yang Lazim melainkan harus dianggap. sejalan dengan tujuan akuntansi yang utama. Bulletin Nr. 43 menyatakan. Hanya dalam kondisi khususlah, Inventar dapat dinyatakan dengan nilai diatas Kosten, dalam Bulletin ini konsep Kosten merupakan konsep dasar utama bagi Bewertungen die Inventar. Jadi konsep Sprouse dan Moonitz sesuai dengan konsep aktuellen Verkaufspreis diatas. Sedangkan konsep bulletin Nr. 43 disyaratkan: Kemungkinan pemasaran secara langsung Übersetzung (en) tabellarisch anzeigen | Barang dapat dipertukarkan (Austauschbarkeit der Einheit) Biaya tambahan dapat diperhitungkan Adanya unsur kesulitan menentukan penilaian Kosten secara tepat. B. Eingabewerte Pengukuran persediaan dengan Eingangswerte merupakan pengukuran Ressourcen Yang dipakai untuk memperoleh persediaan Pada kondisi saat ini, sehingga untuk persediaan Yang tidak Perlu adanya proses produksi interpretasi mengenai nilai persediaan (Eingangswerte) sangat jelas. Karena Eingabewerte disini menggambarkan arus dari pada kas yang telah dikeluarkan sesungguhnya. Sedangkan kalau Eingangswerte tersebut Dari nilai Ressourcen Yang dipergunakan dalam proses produksi, hal ini Akan Lebih menyulitkan untuk menentukan Eingang valuesnya, karena adanya proses Bewertungen die Ressourcen ke periode Yang bersangkutan dan pengalokasian Ressourcen ke dalam Masing-Masing Departemen. Namun konsep ini dapat dikurangi Tingkat kesulitan penilaiannya dengan penerapan prosedür alokasi costnya, yang hasilnya Akan langsung Menjadi Investitionsentscheidung Modell. Dengan struktur akuntansi tradisional, selisih Eingang und Ausgangswerte Merupakan Bruttogewinn atau Bruttomarge, sehingga semua metode yang menganut konsep Eingabewerte berarti adanya penangguhan pengakuan Einnahmen als Nettoeinkommen keperiode Kemudian. Penundaan ini dapat dibenarkan apabila masih ada kegiatan-kegiatan Perusahaan Yang Harus dilakukan untuk pelaksanaan penjualan atau karena Ausgang tidak nachprüfbar. Konsep Eingabewerte pada dasarnya dinyatakan dengan historische Kosten atau dapat juga dengan aktuellen Kosten atau Standardkosten. Aktuelle Kosten disini menggunakan konsep netto realisierbare Werte dikurangi dengan normale Bruttomarge dari netto realisierbare Werte. COMWIL: merupakan metode penilaian masukan karena istilah Markt pada dasarnya adalah konsep Eingabewerte. F. KONSEP PERSEDIAAN a. Historische Kosten Dalam metode historische Kosten ini persediaan diukur berdasarkan pada pembayaran yang dilakukan dimasa lalu atau harus dilakukan dimasa yang akan datang untuk memperoleh barang atau jasa. Oleh karena itu kalau pembayarannya dilakukan dimasa yang kan datang harga persediaan harus didiskontokan untuk mendapatkan anwesende kosten. Menurut konsep ini biaya produksi terdiri dari Bijacke: material, tenaga langsung dan BOP, sedangkan avail atau tenaga kerja leerlauf dapat diperhitungkan sebagai COGS, tergantung kebijakan manajemen. Keuntungan konsep ini: Inventar bahan baku dan barang dagangan mencerminkan harga yang sebenarnya. Dalam kondisi harga tidak pasti konsep ini merupakan alternative yang layak daripada netz realisierbare werte sebagai alat prediksi. Nilai persediaan tidak dipengaruhi oleh bias kebijakan manajemen. Penilaian dengan Kosten memungkinkan pertanggung jawaban mengenai kas dan sumber lain untuk memperoleh persediaan (Kreuz). Kelemahan konsep ini: Untuk persedianer barang yang cepat unsang dan nilai tambah atas barang tidak dapat disesuaikan harganya. Bila terdapat harga yang berbeda susah untuk diperbandingkan. Banyaknya unsur gemeinsame Kosten dan metode alokasi sehingga menyulitkan penilaian persediaan. Zusammenpassende antara Einkommen dengan Kosten masa lalu kurang Tepat. B. Gegenwärtige Wiedereinbau-Kosten Konsep ini adalah untuk mengurangi kelemahan dari konsep historische Kosten, banyak penulis dan komite prinsip akuntansi menyarankan menggunakan konsep CRC untuk mengukur persediaan. Dengan pertimbangan: CRC memungkinkan untuk passenden antara aktuellen Eingabewert dengan aktuellen Umsatz atas hasil aktuellen Betrieb. CRC memungkinkan identifikasi dari hält Gewinne als Verlust. CRC merupakan aktuellen Wert dari persediaan. CRC memungkinkan pelaporan derzeitigen Betrieb profitieren dapat digunakan sebagai prediksi arus kas dikemudian hari. D. Netto realisierbare Werte Dikurangi Normal Markup Dalam konsep ini persediaan dinilai dengan konsep realisierbare Werte dikurangi dengan Bruttogewinn Marge Yang normal, sehingga nilai persediaan merupakan nilai perolehannya menurut konsep realisierbar. COMWIL Penilaian dengan konsep comwil sebenarnya tidak konsisten, dan bukanlah penilaian Inventar dengan dasar yang logis menurut teori akuntansi, tetapi lebih menekankan pada unsur Konservatismus. Menurut AICPA konsep comwil merupakan metode eclectical Yang mencerminkan nilai keluaran dalam hal-hal tertentu dan nilai masukan Pada kesempatan Yang Lain. Pengertian Markt disini bisa Kosten Dan bisa Ersatz Mana Yang Lebih Rendah, Sedangkan Menurut AICPA Bulletin Nr. 43 juga, bahwa markt ini dibatasi nilai tertinggi (decke) dan terendah (boden) adalah batas untuk net realisierbare werte, sehingga comwil memungkinkan penilaian yang sangat subyektif. D. Standard Kosten Aktuelle Standard mencerminkan biaya produksi dibawah kondisi harga dan teknologi yang sekarang dan Formel ditetapkan setelah melalui perhitungan standard efisiensi yang diinginkan sehingga menyerupai Ersatz Kosten. Menurut AICPA bulletin Nr. 43. Standardkosten dapat diterima apabila di-justieren secara berkala agar mencerminkan kondisi sekarang sehingga pada tanggal neraca standardkosten secara layak merupakan ungefährer kosten berdasarkan salah satu cara penilaian yang diakui. G BIAYA-BIAYA YANG HARUS DIMASUKAN DALAM PERSEDIENISCHER Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan berapa jumlah persedianer yang harus yang dicatat dalam akun. Pembelianischen (akuisisi) persediaan, seperti aktiva lain, umumnya di perhitungkan atas dasar biaya. (Produktkosten) adalah biaya yang melekat pada persedianen dan di katat dalam akun persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan Übertragung barang kelokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap di jual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang yang di beli, biaya pembelischen langsun lainnya, dan biaya tenaga kerja serta produksi lain nya yang dikeluarkan dalam memproses barang ketika dijual. ....................................... Beban penjualan (Verkaufsaufwendungen) dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta adminstrasi tidak dianggap berhubungan langsung dengan akuisisi atau produk si brang dan, karenanya, tidak dianggap sebagai bagian dari persediaan. Biaya semacam itu biologisch biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, biologisch, Biaya bunga yang berhubungan dengan penyiapanpersediaan agar siap dijual biasanya di bebankan pada saat dikeluarkan. Arguman penting untuk pendekatan ini adalah baja biaya bunga merupakan biaya pembiayaan. Seperti telah dibahas sebelumnya, sebuah bisnis yang membuat barang mengunakan persediaan-bahan baku, barang dalam proses, barang jadi. Brang dalam proses dan brang jadi meliputi bahan, tenaga kerja langsung, da biaya overhead manufaktur. Biaya über Kopf manufaktur meliputi bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung von pos-pos seperti penyusutan. Pajak, asuransi, pemanas, dan listrik yang dibutuhkan dalam proses manufaktur. Secara konseptual, identifikasi khusus atas Pos-pos Yang terjual dan pos-pos Yang belum terjual optimal, tetap cara ini sering kali tidak haya mhal tetapi juga tidak mungkin untuk di terapkan. Sebagai akibatnya, beberapa Asumi arus biaya yang bersifat sistematis dapat digunakan. Sebetulnya, arus fisik barang aktualisieren dan asumsi biaya sering kali sangat berbeda. Tidak ada keharusan bahwa asumi arus biaya yang d pakai terus konsisten dengan pergeraan fisik barang. Tujuan utama dari pemiliahan asumsi arus biaya adalah untuk memilih asumsi yang paling menzerminkan laba periodik, sesuai kondisi yang berlaku. Digunakan dengan cara mengidentifikasi sichap brang yang dijual dan dalam pos persediaan. Biaya barang yang telah terjual dimaukan dalam harga pokok penjualan, sementara biaya barang hsus yang masih berada di tangan dimasukan pada persedian. Metode ini hanya bisa digunakan dalam kondisi yang memungkinkan perusahan memisahkan pembelianischen yang berbeda yag telah dilakukan secara fisik. Metod ini dapat diterapkan dengan baik dalam situasi yang melibatkan sejumlah kecil Einzelteil berharga tinggi dan dapat dibedakan. Dalam industri ritel hal ini meliputi beberapa jenis perhiasan, jas bulu, mobil, dan sejumlah furnitur. Dalam Bereich manufaktur, meliputi produk pesanan, khusus dan banyak produk yang diproduksi menurut Job-Kosten-System. Metode biaya rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persedianische atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama suatu periode. I. Biaya Persediane Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produktion Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponiert: Bahan baku atau bahan mentah-biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk. Tenaga kerja biya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk jadi. Überkopf-Biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasarana. Perusahaan dapat mengistiminasi dua komponieren pertama seca akurat dari spesifikasi rancangan als penelitianischen atas waktu dan pergerakan pada proses perakitan. Overhead sering kali merupeinbindeninuf einufteintieinuf veinufsieinufs teinlsbes Insgesamt Overhead harus dialokasi pada seluruh hasil produksi. Umhangya produk yang terbanyak menggunakan sumber taga (yaitu membutuhkan mesin mahal trbanyak atau memakai waktu rekayasa tertinggi) harus diberikan alokasi sebagian besar dari über Kopf. Biaya persediaan untuk perusahaan manufaktur umumnya dipelajari pada mata kuliah akuntansi manajemen. Il.... Il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il il................. Analisis juga perlu mengerti dampak tingkat produksi pda profitabilitas. Obenliegende dialokasi Pada semua Einheit Yang diproduksi, dan biaya ini dimasukan Pada biaya persediaan, bukan Menjadi beban periode berjalan, dan tetap berada Pada neraca hingga prsediaan dijual, pada saat tersebut persediaan Menjadi harga Pokok penjualan Pada laporan laba Rugi. Jika peningkatan Pada Tingkat produksi menyebabkan persediaan akhir meningkat, Lebih banyak biaya Kopf Yang tertinggal di neraca dan profibilitas meningkat. kemudian, saat kuantitas persediaan menurun, laporan laba Rugi terbebani dengan bukan hanya biaya Kopf periode berjalan, tetapi juga biaya Kopf periode sebelumnya Yang berasal Dari Persediaan tahun berjalan, karenanya laba menjadi turun. Oleh karna itu, analis harus waspada, terhadap, dampak, perubahan, tinkat, produksi, terhadap, laba, yang, Dilaporkan. J. Biaya Perlehan atau Nilai PasaR Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku atas nilai persedianische adalah menilainya pada biya perlehan atau nilai pasar, mana yang lebih rendah (niedrigere Kosten oder Markt LOCOM). Penilaian ini dapat mempengaruhi secara signifikan Laba Berjalan dan nilai persediaan. Aturan LOCOM menyatakan bahwa jika harga pasar persediaan turun melebihi biaya perolehan persediaan untuk Alasan apapun termasuk keusangan, rusak, perubahan harga maka nilai persediaan diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Penurunan biya ini secara efektif dibebankan pada pendapatan periode saat kerugischen terjadi. Karena meningkatkan biaya menjadi harga pasar dilarang (kecuali untuk menutupi kerugian hingga kembali kembali kepada biaya perolehan awal), maka penilaian persediaan menjadi konservatif. Nilaiharga pasar (markt) dijabarkan sebagai biaja biaya penggantian terkini melalui pembelischen atau reproduksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin keuntungan normal. Batas atas nilai pasar, atau nilai realisasi bersih, mencerminkan biaja penyelesaan dan penyerahan yang terkait dengan penjualan barang. Batas bawah memastikan bahwa jika nilai persedianischen diturunkan dari biaya perlenhan awal menjadi nilai pasar, angka penurunan yang terjadi mencakup realisasi laba kotor normales atas penjualan yang dilakukan. Biaya (kosten) merupakan biaya perolehan persediaan. Biaya ini dihitung dengan salah satu metode biaya persediaan, misalnya FIFO, atau DURCHSCHNITT (rata-rata). Es ist dir nicht erlaubt, Anhänge hochzuladen. Saat harga meningkat, aturan ini cenderung menilai persedianischen terlalu rendah tanpa memperhatikan pilihan metode biaya persediaan. Hal ini akan menekan rasio lancar. Usaha awal toro Unternehmen untuk menjual alat kebersihan salju (snowblowers) tidak berhasil. Toro berangapan bahwa alat pembersih salju merupakan komplemen (pelengkap) unsaha alat pemotong rumputnya, terutama setelah curah salju yang begitu tinggi dari tingkat normaler selama beberapa tahun terakhir. Toro bereaksi memproduksi alat pembersih salju seolah-olah salju merupakan unsaha yang berkembang dan andal seperti tumbuhnya rumput. Tahun disaat alat pembersih salju diperkenalkan, musim dinginnya menghasilkan salju yang lebih sedikit dari biasanya, sehingga baik toro maupun penyalurnya memiliki persediaan barang berlebih. Keuangan beberapa penyalur bahkan sangat tertekan hingga mereka tidak mampu mendanai persediener alat pemotong rumput untuk musim depan. Tingkat pengembalian barang regina Unternehmen akhir-akhir ini sangat tinggi karna rendahnya kualitas barang. Petunjuk analitis awal masalah ini terlihat dari adanya kenaikan hanpir dua kali lipat pada persedianer barang jadi dan piutang saat peningkatan penjualan melebihi yang diharapkan. Namun banyak investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang terkejut saat berita msalah ini tersebar luas. K. Harga Pokok Penjualan Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah menetapkan secara layak hasil usaha selama satu periode dengan mengaitkan pendapatan terhadap biaya untuk memperoleh dan merkwürdiger penghasilan tersebut. Dalam akuntansi persediaan harus ditentukan apakah suatu persedianisches merupakan beban atau merupakan aktiva. Jika persediaan Telah terjual maka persediaan tersebut Akan dilaporkan sebagai beban atau merupakan komponen Dari harga Pokok penjualan, sebaliknya jika persediaan tersebut masih merupakan MILIK Perusahaan (belum terjual) maka Akan dilaporkan sebagai aktiva lancar Menurut PSAK keine 14, jika barang dalam persediaan di jual, maka Nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada perioden diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Proses pengakuan nilai tercatat persedianischen yang telah dijual sebagai beban menghasilkan pengaitan (passend) beban dengan pendapatan. Oleh karena esu dalam menentukan besarnya laba harus dihitung terlebih dahulu besarnya harga pokok penjualan. Persediaan Yang dibeli atau ibuat Selama Suatu periode ditambahkan ke persediaan awal dan Anzahl der Beiträge biaya persediaan ini disebut dengan harga Pokok barang tersedia untuk dijual. Pada akhir periode akuntansi, Anzahl der Beiträge biaya Yang tersedia untuk dijual dialokasikan antara persediaan Yang masih tersisa (dicatat di neraca sebagai aktiva) dan persediaan Yang dijual Selama periode (dilaporkan dalam laba Rugi sebagai biaya, harga Pokok penjualan). Secara ringkas dapat kita ilustrasikan Penjualan barang Dagangan XXX Harga Pokok penjualan terdiri Dari: Persediaan 1. Januar 2003 XXX (Retur pembelian) (XXX) ein. Bewertungen die PERSEDIAAN dengan SISTEM fisik (PEREODIK) Untuk menentukan nilai persediaan barang Pada akhir periode menurut System pisik adalah sebagai berikut: 1. Metode Tanda Pengenal Khusus 2. Metode RataRata 3. Metode MPKP (FIFO) 4. Metode MTKP (LIFO) 5. Metode Persediaan Dasar. 1. Metode Tanda Pengenal Khusus Dalam metode tanda pengenal khusus (spezifische Identifikation) setiap barang Yang dibeli atau Yang Masuk diberi kode tanda pengenal Yang menunjukkan harga pro satuan sesuai Faktur Yang diterima. Pada metode ini sudah jelas harga pro satuannya Dengan demikian untuk mengetahui Anzahl der Beiträge atau nilai persediaan Pada akhir periode tinggal mengalikan Anzahl der Beiträge barang Yang masih ada dengan harga Yang tercantum dalam etiket barang tersebut. ein. Metode RataRata Sederhana Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi Anzahl der Beiträge harga beli pro satuan setiap transaksi pembelian dan persediaan awal dengan frekwensi pembelian dan persediaan awal periode. B. Metode Rata-Rata Tertimbang Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi Anzahl der Beiträge harga barang Yang tersedia untuk dijual yakni Anzahl der Beiträge persediaan awal ditambah Anzahl der Beiträge pembelian dengan kuantitas barang tersebut Dalam metode ini, barang Yang Lebih dulu masuk diaggap Lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan Akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atah dengan kata lain nilai persedianischen akhir barang didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan jumlah unitnya. Dalam metode ini, barang Yang terakhir Masuk diaggap Lebih dulu keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang Yang dibeli atau Yang masuk Lebih awal. Sehingga harga Pokok barang Yang terjual dihitung berdasarkan Pada harga barang Yang dibeli terakhir sesuai dengan Anzahl der Beiträge unitnya, atau nilai persediaan Barnag didasarkan Pada harga barang Yang dibeli Pada awal, sesuai dengan Anzahl der Beiträge unitnya. 5. Metode Persediaan Dasar (Basis Lager) Disebut juga sebagai persediaan besi yakni persediaan Mindest Yang Harus dimiliki oleh Perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaannya. Dalam metode Ini keterlambatan masuknya barang Yang disebabkan adanya kemacetan atau sebabsebab gelegen tidak mengganggu persediaan sehingga Perusahaan masih dapat melayani pelanggan atau pembeli. Dalam metode ini persedianische akhir dihitung berdasarkan harga pokok yang ditetapkan. Adapun selisih antara persediaan barang yang ada dengan persediaan dasar dinilai dengan harga menurut metode yang dikehendaki (Metode ratarata, MPKP, MTKP, harga pasar dll). B. PENILAIAN PERSEDIAAN DENGAN SISTEM PERPETUAL Dalam sistem ununterbrochenes setiap terjadi mutasi persediaan dicatat dalam akun persediaan. Metode penilaian persediaan digunakan pada saat terjadi transaksi penjualan, dengan membuat kaantitas, harga satuan, jumlah harga baik untuk lajur masuk, keluar, maupun sisa, krieg, krieg, kriegsführung, Kartu persediaan tersebut sebagai buku pembantu untuk tiap macam barang digunakan atau yang dijual. Sehingga apabila perusahaan memiliki 15 jenis barang, maka harus membuat Kartu Persediaan barang sebanyak 15. Format Kartu Persediaan adalah sebagai berikut : KARTU PERSEDIAAN (STOCK CARD) Metode penilaian persediaan dalam pencatatan secara perpetual sebagai berikut : 1. Metode RataRata bergerak ( Moving Average ) Dalam metode ini, harga beli ratarata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga ratarata pada saat terjadi transaksi penjualan. Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan. Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok dihitung pada saat terjadi penjualan c. PENILAIAN PERSEDIAAN DENGAN METODE TAKSIRAN Penetapan harga pokok persediaan dengan metode cost mengharuskan perusahaan untuk mengadakan perhitungan secara pisik atas persediaan, umumnya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Pada perusahaan tertentu seperti Toserba atau swalayan, metode cost dirasa kurang praktis atau tidak efisien. Untuk itu diperlukan metode lain, yakni metode Taksiran, khususnya dalam penilaian persediaan pada laporan intern. Dalam metode ini dapat digunakan dua cara yakni : a. Metode Eceran b. Metode Laba kotor. Metode ini banyak digunakan pada perusahaanperusahaan besar seperti toserba atau swalayan yang memperdagangkan puluhan bahkan ratusan jenis barang. Dalam hal ini setiap jenis barang yang ada dilekati label harga jual eceraannya sehingga pelayan toko lebih tahu harga jual eceran dari pada harga pokoknya dan lebih mudah baginya membuat laporan atas barang yang masih ada berdasarkan harga eceran tersebut . Prosedur penilaian persediaan : Atas persediaan awal. selain diketahui harga pokoknya, juga diketahui harga jual ecerannya Setiap terjadi transaksi pembelian harus diketahui jumlah harga jualnya Dihitung barang tersedia untuk dijual menurut harga beli dan menurut harga jual. Dihitung prosentase harga pokok terhadap harga jual dengan rumus : Harga Pokok Persediaan Barang Tersedia dijual Harga jual barang tersedia dijual Prosentase harga pokok dengan harga jual tersebut digunakan untuk menaksir harga pokok persediaan yang ada pada kahir akhir suatu periode. Metode Laba Kotor ( Gross Profit Method ) Dalam metode ini konsep yang digunakan adalah konsep hubungan antara harga pokok dan harga jual. Besarnya prosentase laba kotor umumnya didasarkan prosentase laba-laba tahun lalu. Metode laba kotor dapat bermanfaat dalam kondisi berikut ini : a) Perusahaan memerlukan laporan persediaan untuk keperluan intern bila perusahaan menggunakan sistem periodik. Atau untuk melihat persedian bulanan, sedang biaya stock opname sangat mahal. b) Persediaan rusak atau musnah akibat kebakaran, pencurian, bencana alam dll. c) Untuk menguji keabsahan angka persediaan yang dihitung dengan cara lain. Dalam metode laba kotor besarnya prosentase laba kotor dapat dihitung dengan Prosentase laba kotor dari harga jual Prosentase laba kotor dari harga pokok. Prosentase laba kotor dihitung dari harga Jual Dalam metode ini harga jual adalah 100, sedangkan Harga pokok barang yang dijual adalah 100 dikurangi laba kotor, atau persen laba kurang dari 100. Cara menentukan nilai persediaan akhir adalah sebagai berikut : Dihitung lebih dahulu jumlah barang tersedia untuk dijual dengan jalan menambahkan persediaan barang daganga awal tahun ditambah pembelian bersih tahun berjalan. Dihitung harga pokok barang yang dijual dengan cara jumlah penjualan dikurangi persentase dikali jumlah penjualan. Dihitung nilai persediaan akhir barang dagangan, yakni barang tersedia untuk dijualdikurang harga pokok barang yang sudah dijual. Persentase laba kotor dihitung dari harga Pokok. Bila persentase laba kotor ditentukan dari harga pokok. besarnya harga jual adalah harga pokok ( 100 ) ditambah prosentase laba. Jadi harga jual lebih dari seratus persen atau disebut persen laba diatas seratus. Persediaan ( inventory ), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Dengan gambaran tersebut maka persediaan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaan yaitu: 1. Bahan baku ( direct material ) 2. Barang dalam proses ( work in proses ) 3. Barang jadi ( finished goods ). Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu: 1. Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik) 2. Metode Perpetual. Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan ( Goods in transit ) sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudangtoko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi ( consignment in ) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out . yang sampai dengan tanggal neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca. Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem fisikperiodik ( periodic inventory system ), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan. Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate.2007. Jakarta: Erlangga Hamizar, Nuh Muhammad. Akuntansi intermediate .2008.Jakarta: CV Fajar
Comments
Post a Comment